Sabtu, 10 Desember 2011

Bakat dan Minat

A.     Pengertian Bakat dan Minat
Bakat adalah sifat dasar atau bawaan dari lahir, faktor-faktor dibawa sejak lahir, didapat dari faktor keturunan yang masih perlu untuk dilatih.Minat artinya perhatian, kesukaan, kecenderungan hati untuk berbuat sesuatu. Minat merupakan campuran antara perasaan, harapan-harapan, pendirian dan rasa takut : kecenderungan untuk memilih.
B.     Jenis-jenis Bakat dan Minat
  1. Jenis-jenis bakat
a.       Bakat intelektual umum, biasanya mempunyai intelegensi yang tinggi dan menunjukan prestasi sekolah yang menonjol.
b.      Bakat akademik khusus, menunjukan prestasi yang menonjol dalam mata-mata pelajaran tertentu. Misalnya : matematika atau bahasa , mata pelajaran yang lainnya belum tentu menonjol.
c.       Bakat berpikir secara kreatif-produktif, kemampuan berkreasi dalam menggabungkan beberapa hal/unsur/gagasan yang lama/sudah ada menjadi baru.
d.      Bakat dalam salah satu bidang seni, misalnya melukis, olahraga, musik dan lain-lainnya.
e.       Bakat psikomotorik/kinestetik, siswa lebih menonjol dalam keterampilan teknik.
f.       Bakat psikososial/kepemimpinan, bisanya dikenal oleh teman-temannya atau gurunya selalu dipilih atau ditunjuk sebagai pemimpin.
  1. Jenis-jenis minat
a.       Minat pribadi dan sosial, dalam hal ini berhubungan dengan penerimaan teman sebaya, jadi kecenderungan minat pribadi sama dengan minat teman sebaya.
b.      Minat rekreasi.
c.       Minat terhadap agama
d.      Minat terhadap pendidikan atau jabatan dipengaruhi oleh orang tua atau temannya.
C.     Cara mengenal bakat dan minat siswa berdasarkan ciri-ciri yang nampak
a.       Ciri-ciri belajar
1.      Mudah menagkap pelajaran
2.      Ingatan baik
3.      Konsentrasi baik
4.      Senang dan sering membaca buku
5.      Cermat dalam pengamatan
6.      Cepat dalam memecahkan soal dan cepat menemukan kekeliruan.
b.      Ciri-ciri kreatifitas
1.      Dorongan ingin tahu besar
2.      Sering mengajukan pertanyaan yang baik
3.      Meberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
4.      Menonjol dalam bidang tertentu
5.      Mempunyai pendapat sendiri
6.      Senang mencoba hal-hal yang baru
c.       Ciri-ciri motivasi
1.      Tekun menghadapi tes
2.      Ulet menghadapi kesulitan
3.      Tidak cepat puas dengan prestasi
4.      Senang mencoba hal-hal baru
5.      Dapat mempertahankan pendapatnya.
d.      Ciri-ciri psikososial
1.      Sering dipilih menjadi pemimpin atau ketua
2.      Disenangi banyak teman
3.      Dapat bekerjasama
4.      Mempunyai inisiatif
5.      Dapat mempengaruhi teman-temannya
6.      Rasa tanggungjawab besar.
7.      Percaya diri
8.      Mudah menyesuaikan diri.
Sumber :Soeparwoto.2004. Pembinaan Anak Berbakat. Semarang : UNNESHurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga

Budi Pekerti


1.      Pengertian Budi Pekerti
Secara etimologis budi pekerti berasal dari kata budi dan pekerti. Kata “budi” berasal dari “bud” yang dalam bahasa sansekerta berarti kesadaran, budi, pengertian, pikiran dan kecerdasan. Kata “pekerti” yang berarti aktualisasi, penampilan, pelaksanaan atau perilaku. Dengan demikian secara etimologis budi pekerti berarti penampilan diri (aktualisasi diri) yang berbudi. Sedangkan secara konseptual budi pekerti adalah budi yang dipekertikan (dioperasionalkan atau dilaksanakan) dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan jati diri, keluarga, masyarakat dan bangsa (Balitbang Dikbud, 1995).
2.      Tujuan Pendidikan Budi Pekerti
1)   Tujuan Umum yaitu bertujuan untuk menanamkan nilai-nilia budi pekerti luhur kepada peserta didik supaya menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
2)    Tujuan Khusus
a.       Menciptakan kondisi dan suasana sekolah agar menjadi cerminan dan sumber pembentukan budi pekerti luhur yang dicontohkan oleh aparat sekolah, kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, BP3, Osis dan peserta didik serta pengurus yayasan.
b.      Membina kepribadian peserta didik berdasarkan nilai, norma, moral luhur bangsa Indonesia yang tercakup dalam nilai-nilai keberagamaan, kemandirian dan kesusilaan.
c.       Membiasakan peserta didik agar berpola piker, bersikap berkata, dan bertindak mencerminkan nilai, norma dan moral luhur bangsa Indonesia yang berdimensi nilai-nilai keberagamaan, kemandirian dan kesusilaan.
3.      Materi Pendidikan Budi Pekerti
Materi pendidikan budi pekerti mencakup tiga dimensi yaitu dimensi keberagamaan, dimensi kemandirian dan dimensi kesusilaan. Setiap dimensi mengandung sejumlah nilai-nilai yang ditetapkan sebagai lingkup pendidikan Budi Pekerti. Adapun nilai dalam dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Nilai-nilai keberagamaan
a)     Kekhusukan hubungan dengan Tuhan
b)    Kepatuhan terhadap agama
c)     Perbuatan baik dan ikhlas
d)    Pembalasan atas perbuatan baik dan buruk
e)     Rasa syukur
b.    Nilai-nilai kemandirian
1.    Harga diri
2.   Etos kerja (kemauan untuk berubah, hasrat mengejar kemajuan, serta cinta ilmu teknologi dan seni).
3.    Bertanggung jawab.
4.    Keberanian dan semangat.
5.    Keterbukaan
6.    Pengendalian diri
7.    Berkepribadian mantap
8.    Berpikir positif
9.    Mengenal potensi diri
c.    Nilai-nilai kesusilaan
1.    Cinta dan kasih saying.
2.    Kebersamaan dan gotong royong.
3.    Kesetiakawanan.
4.    Tolong menolong.
5.    Tenggang rasa (tepo sliro).
6.    Hormat menghormati.
7.    Tata karma dan sopan santun.
8.    Rasa malu.
9.    Kejujuran.

Sumber: Makalah “Pendidikan Budi Pekerti di SMU”: Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas DIKDASMEN

Problem Solving

Dalam hidup ini masalah pasti akan datang silih berganti. Entah itu karena kita sendiri atau dari lingkungan luar, yang jelas masalah akan datang setiap waktu. Oleh karena itu perlu kita cermati juga masalah yang muncul senantiasa biasa mengakibatkan kita jatuh atau termotivasi untuk koreksi diri kita sendiri.
Maka dari itu, disini akan dijelaskan secara singkat bagaimana kita menyikapi permasalahan yang selalu pada diri kita dan juga bagaimana agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Masalah timbul biasanya karena tidak kesesuaian diri dengan stimulus yang datang. Untuk mengatasi masalah seyogyanya harus;
1.      Merumuskan masalah
Untuk mengetahui hakikat dari suatu tidaklah mudah, karena masalah yang sebenarnya dihadapi sering terselubung dalam berbagai bentuk berupa gejala-gejala yang tampak dan tidak tampak. Oleh sebab itu diperlukan keahlian, pendidikan dan pengalaman untuk dapat mencari sebab akibat yang tepat guna mencari pemecahannya. Demikian juga halnya dengan masalah yang perlu dipecahkan melalui satu keputusan. Apa yang tampak seperti masalah dalam satu Organisasi belum tentu merupakan masalah yang sebenarnya. Yang terlihat itu mungkin hanya gejalanya, Sedangkan hakikat yang sebenarnya dari masalah itu perlu dipahami lebih mendalam. Orang Amerika (Industriawan Charles F Kattering) mengatakan bahwa “Suatu masalah yang sudah didefinisikan dengan baik berarti sudah setengah terpecahkan”.
2.      Analisa sebab akibat
Setiap masalah yang akan dipecahkan perlu diketahui sebab masalah itu terjadi dan akibat/konsekuensi yang akan muncul bila tidak diatasi. Dalam menganalisa sebab akibat dari suatu masalah memerlukan pengetahuan dan pengalaman, memerlukan data dan fakta yang jelas. Tanpa hal itu akan sulit mencari solusi dari masalah yang dihadapi. Hal ini bertujuan untuk memperkecil resiko yang akan muncul dari sebuah keputusan yang akan diambil dari pemecahan masalah yang dialami.
3.      Menghimpun alternatif pemecahan
Tahap berikutnya ialah menentukan atau mencari berbagai kemungkinan pemecahan dalam masalah yang dihadapi. Setiap alternatif harus dikaji faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambatnya.
4.      Memilih alternatif yang paling tepat
Untuk memilih alternatif keputusan yang akan diambil dalam penyelesaian masalah, perlu di ingat tentang materi,  waktu, sarana, dan kemampuan dalam melaksanakannya. Dengan kata lain alternatif yang dipilih dapat mempermudah tercapainya tujuan, dapat mengurangi kerugian, dapat mengurangi konflik dengan orang lain dan dapat memberikan kepuasan baik si permasalah atau orang lain yang ikut dalam masalah itu.
5.      Pelaksanaan keputusan yang telah diambil untuk penyelesaian masalah
Keputusan yang diambil akan dapat berfungsi apabila dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. Oleh karena itu harus disusun rencana kegiatan pelaksanaannya.

Dari tahapan-tahapan yang telah dilakukan, sekiranya masalah yang terjadi dapat terselesaikan dan kemungkinan juga masalah tidak terselesaikan. Oleh karena itu tidak ada salahnya untuk menyiapkan rencana yang lain untuk mengatasi masalah.

Konsep Diri

  1. Self Esteem (Perasaan Positif): Belajarlah untuk mendiagnosa perasaan diri, baik perasaan yang positif maupun yang negatif.Bangunlah selalu perasaan positif terhadap diri.
  2. Self Eficay (Kayakinan Diri); Keyakinan diri yang dibangun berpondasikan perasaan poisitif sangat membantu dalam membangun keyakinan diri. Hal ini dapat dilihat dalam kegiatan siswa sehari-hari. Individu dengan keyakinan diri tinggi akan selalu ramah, bersahabat, murah senyum. Sebaliknya individu yang berkeyakinan diri rendah akan terlihat murung,berdiam diri, menyendiri, selalu merasa khawatir, cemas, was-was, gundah dll.
  3. Self Confidence (Kemampuan Diri); Kekuatan diri akan membuat kita akn dipandang mampu oleh orang lain. 
  4. Self Concept (Konsep Diri); Konsep diri yang baik, akan berdiri di atas pondasi perasaan positif, di atas pilar keyakinan diri dan kemampuan diri yang baik pula.

    Source : Psikologi Plus,Edisi Desember 2008

Tips Menjadi Orang yang Disukai


  1. Tekankan Salam : biasakanlah mengucapkan salam kepada teman yang kita temui, sehingga orang tersebut merasa kehadirannya sangat dihargai.
  2. Jadikan orang lain merasa lebih penting,maka orang tersebut akan menghormati kita.
  3. Sebut namanya, hal ini bermakna bahwa orang tersebut merasa dihormati, berkedufukan sejajar dan terlibat suasana yang lebih hangat.
  4. Beri lebih dari yang mereka minat, maksudnya adalah kita harus proaktif dalam memberikan simpati, empati dan bantuan terhadap orang lain. Meskipun mereka hanya berharap sedikit terhadap kita.
  5. Puji kelebihannya. Orang lebih cenderung untuk menjadi pusat perhatian dari lingkungan di sekitarnya. Maka dari itu, bila kita memuji kelebihannya, potensi yang ada dalam dirinya, maka orang tersebut akan merasa sangat dihargai.
  6. Tersenyumlah, ini merupakan hal yang termudah yang bisa kita lakukan. Dimuali dengan senyum, semua hal akan menjadi lebih bermakna.

    Source : (Psikologi Plus,Volume II no. 6 Desember 2007)